Jumat, 10 Februari 2012
Kisah Naga di Sungai Kandangan Hulu Sungai Selatan (Kalimantan Selatan)
kisah
ini berasal dari masyarakat kota Kandangan Kabupaten Hulu Sungai
Selatan Provinsi Kalimantan Selatan, Masyarakat disana rata-rata hampir
mengetahui kisah keberadaan sang Naga penghuni sungai Kandangan. Penulis
sendiri lahir di desa Simpur kota Kandangan, sehingga sedikit banyak
mengetahui kisah tersebut, dan ingin berbagi cerita kepada teman-teman
semua untuk lebih mengenal kisah daerah langsung dari Kota Kandangan.
Konon
di sungai Kandangan , dulu ada sebuah jembatan gantung dan dibawahnya
dipercaya ada sebuah liang Naga, sehingga tidak ada satupun tiang
jembatan yang bisa dibangun sampai sekarang, dan konon juga air sungai
tersebut tidak pernah kering.
Kisah ini bermula, ada sepasang suami istri yang ketika itu mencari ikan di sungai dengan cara tradisional yaitu “tangguk”, mereka menangguk ikan-ikan tersebut untuk keperluan hidup sehari-hari.
Namun
suatu ketika, mereka mendapatkan dua butir telur yang sangat besar,
mereka kebingungan karena itu jelas bukan telur yang wajar. Mereka
membuang telur itu dan pindah ketempat lain untuk encari ikan, tapi apa
yang didapat? Ternyata itu dua butir telur yang serupa, sungguh aneh
tapi karena bujukan/rayuan sang istri sebab hari itu mereka tidak
mendapatkan ikan, maka telur tersebut akhirnya dibawa pulang kerumah,
dan berniat untuk memakannya saat malam hari, tanpa memberitahukan anak
mereka.
Saat
malam hari, sepasang suami istri tersebut merebus dua butir telur itu
dan memakannya tanpa fikir panjang, tiba-tiba setelah memakan telur itu,
seluruh tubuh mereka tumbuh sisik dan membesar sehingga rumah mereka
tidak sanggup menahan pertumbuhan tubuh mereka, kemudian pintu depan
rumah mereka dihancurkan untuk keluar dan meloloskan diri, dengan tali blaran mereka langsung pergi kesungai, dan pada saat itu banyak masyarakat sekitar mengetahui peristiwa itu termasuk anak mereka.
Mereka
menjadi siluman jadi-jadian, namun disungai tersebut masih ada satu
kehidupan yaitu naga asli yang menghuni, akhirnya naga tersebut terjadi
perselisihan antara naga jadi-jadian, memperebutkan alam mereka
masing-masing, naga asli menantang duel apabila kalah maka akan pergi
jauh meninggalkan sungai tersebut untuk selamanya.
Setelah
itu naga sepasang suami istri tersebut, meminta anaknya untuk dibuatkan
tanduk seperti naga asli, dan berpesan kepada anaknya kalau dalam
pertarungan seandainya darah berwarna biru yang keluar itu berarti naga
yang asli kalah tapi apabila darah tersebut berwarna merah berarti orang
tuanya kalah, akhirnya waktu duel pun terjadi, dan darah yang keluar
ternyata berwarna merah, maka dapat diketahui pemenangnya adalah naga
yang asli, maka sesuai perjanjian naga yang kalah akan pergi jauh
meninggalkan tempat itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar